Header Ads

Tutorial NestJS #1 : Latar belakang dan cara install


Tutorial NestJS

NestJS adalah framework Node.js yang diinisiasi oleh Kamil Myśliwiec pada tahun 2017. Framework ini diciptakan dengan tujuan memudahkan para developer dalam membangun aplikasi server-side yang scalable dan mudah dipelihara (maintainable) dengan arsitektur yang sesuai dengan pola pikir MVC (Model-View-Controller). NestJS menggunakan bahasa pemrograman TypeScript yang dapat menghasilkan kode yang lebih bersih, mudah dipelihara, dan aman secara tipe. Dengan dukungan bahasa TypeScript, NestJS memungkinkan para developer untuk menerapkan konsep-konsep paradigma pemrograman seperti OOP (Object-Oriented Programming) dan FP (Functional Programming) pada aplikasi mereka. Framework ini juga memiliki banyak fitur dan ekosistem yang berkembang pesat, sehingga dapat mempercepat proses pengembangan aplikasi web dengan Node.js.


Salah satu keunggulan NestJS adalah penggunaan bahasa TypeScript sebagai bahasa pemrograman utama. TypeScript adalah bahasa pemrograman open-source yang dikembangkan oleh Microsoft sebagai pengembangan dari JavaScript. TypeScript memberikan kemudahan dalam mengelola kode, karena ia memiliki fitur tipe data yang lebih kuat dan lebih aman secara tipe. Hal ini membuat NestJS dapat menghasilkan kode yang lebih terstruktur dan mudah dipelihara. Dalam NestJS, penggunaan TypeScript juga memungkinkan developer untuk menerapkan konsep-konsep seperti kelas (class), interface, inheritance, dan module. Selain itu, NestJS juga mendukung penggunaan Node.js yang merupakan runtime environment untuk server-side JavaScript. Dengan dukungan Node.js, NestJS dapat memanfaatkan fitur-fitur Node.js seperti event-driven, non-blocking I/O, dan asynchronous programming.


Sebelum memulai pengembangan aplikasi dengan NestJS, ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Pertama, developer harus mengerti dasar-dasar pemrograman, terutama pada bahasa TypeScript dan Node.js. Kemudian, developer juga harus memahami konsep dasar dari arsitektur aplikasi seperti Model-View-Controller (MVC) dan Dependency Injection (DI). Selain itu, developer juga harus memahami penggunaan package manager seperti npm atau yarn untuk mengelola dependensi aplikasi. Terakhir, developer juga harus memiliki pemahaman dasar dalam pengembangan web seperti HTTP protocol, routing, dan middleware. Dengan memenuhi prasyarat ini, developer akan lebih mudah dalam memahami dan mengimplementasikan konsep-konsep dan fitur-fitur yang ada pada NestJS.


NestJs


Untuk melakukan setup NestJS, developer dapat menggunakan Nest CLI (Command Line Interface) yang dapat diinstal dengan perintah npm atau yarn. Setelah Nest CLI terinstal, developer dapat membuat project baru dengan perintah "nest new <nama-projek>". Setelah project dibuat, developer harus mengonfigurasi dependencies yang dibutuhkan pada aplikasi dengan menambahkan package pada file package.json dan menginstalnya dengan perintah "npm install" atau "yarn install". Selanjutnya, developer dapat membuat environment variables pada file .env untuk mengatur konfigurasi aplikasi. Setelah selesai melakukan konfigurasi awal, developer dapat memulai pengembangan aplikasi pada NestJS.


Struktur folder pada NestJS dirancang dengan pola MVC (Model-View-Controller) untuk mempermudah developer dalam mengorganisir kode aplikasi. Di dalam folder src, terdapat beberapa folder utama seperti modules, controllers, dan services. Pada folder modules, developer dapat membuat module yang merepresentasikan bagian-bagian dari aplikasi seperti authentication, user management, atau payment. Setiap module dapat memiliki dependencies, controllers, services, entities, repositories, middleware, dan lainnya. Pada folder controllers, developer dapat membuat controller yang berisi logic untuk menghandle HTTP requests dan responses. Pada folder services, developer dapat membuat service yang berisi logic bisnis yang berhubungan dengan aplikasi. Selain itu, pada NestJS juga terdapat konsep Entities dan Repositories yang mirip dengan ORM (Object-Relational Mapping) pada aplikasi database. NestJS juga mendukung penggunaan middleware, pipes, guards, interceptors, dan filters untuk mengontrol HTTP requests dan responses. Struktur folder pada NestJS dapat membantu developer dalam mengorganisir kode aplikasi sehingga aplikasi menjadi lebih mudah dipelihara dan scalable.


Setelah melakukan setup dan mengatur struktur folder pada NestJS, developer dapat menjalankan aplikasi dengan perintah "npm run start" atau "yarn start" pada terminal. NestJS akan menampilkan informasi seperti port yang digunakan dan URL endpoint yang dapat diakses. Developer dapat mengakses URL tersebut pada browser atau aplikasi HTTP client seperti Postman untuk melakukan HTTP requests dan mendapatkan responses dari aplikasi. Selain itu, NestJS juga menyediakan fitur hot-reload yang memungkinkan developer untuk melakukan perubahan pada kode aplikasi secara real-time tanpa perlu melakukan restart pada server. Dengan fitur hot-reload, developer dapat menghemat waktu dan mempercepat proses pengembangan aplikasi pada NestJS

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.